Buya Syeikh Muhammad Hadi Mufthi Indragiri di Mekkah

Riau – mutiara-indonesia.com –  Seperti sebahagian ulama di Indonesia, Buya Syeikh Muhamad Hadi adalah salah satu tokoh agama, ulama yang terkenal santun dan ramah.

Dengan keilmuan yang tinggi dari berbagai bidang ilmu, fiqih, hadist, tasawuf dan hapal Alquran justru membuat ulama yang kerap disapa “Angku Angin” sangat rendah hati.

Dirinya mengajar tanpa pamrih, ikhlas bahkan banyak yang belajar justru gratis, inilah sosok yang menjadi tauladan dan panutan.

Ulama yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau ini memiliki perjalanan panjang dalam belajar agama, hingga dirinya memiliki bekal yang cukup tentang Islam.

Dirinya sebelum pulang ke Sungai Alah, Lubuk Jambi, Kuansing, Riau belajar dengan puluhan ulama besar di beberapa negara.

Buya Syeikh Muhamad Hadi puluhan tahun bermukim di Makkah Madinah, hingga dirinya fasih berbahasa Arab dan mahir membaca kitab gundul.

Sembari belajar menuntut ilmu dengan puluhan ulama dari berbagai negara, juga menjadi rujukan dan tujuan banyak ulama Indonesia, khususnya dari Riau, Indragiri jika pergi ke Mekkah.

Hingga Buya Syeikh Muhamad Hadi menerima penghargaan dan  piagam menjadi MUFTHI Kerajaan INDRAGIRI di Mekkah Madinah.

Tidak hanya itu, Buya Syeikh Muhamamd Hadi datang ke Kota Mekkah dengan membawa istri dan bermukim di negara tersebut.

Hingga akhirnya, mendapatkan, dikarunia seseorang anak perempuan bernama Dra. Hj Fatimah Hadi.

Lama bermukim di Mekkah, Buya Syeikh Muhamad Hadi menyekolahkan Fatimah Hadi di Mekkah.

Setelah Istri Buya Syeikh Muhamad Hadi meninggal di tanah suci (Mekkah),  selanjutnya dirinya memboyong anak perempuannya pulang ke Riau yakni Lubuk Jambi, Kuantan Singingi.

Pulang selain memboyong anak perempuan satu satunya, juga membawa ratusan kitab untuk bekal dikampung halaman.

Di desa kecil inilah, Buya Syeikh Muhamamd Hadi mendedikasikan dirinya dengan mengajar agama Islam kepada masyarakat setempat, agar masyarakat lebih dalam memahami dan mengerti tentang Islam.

Di kota kecil ini, Buya Syeikh Muhamad Hadi menghembuskan napas terakhirnya. Sedangkan bercerita tentang karomah ulama ini, sangat banyak sekali, salah satu yang terkenal adalah dalam kisah batu Angku Angin.

Buya Syeikh Muhamad Hadi justru lebih banyak diam, tawadhu, mengajar ikhlas namun ramah baik hati.

Beruntung kehidupan Buya Syeikh Muhamad Hadi, anaknya Dra Hj Fatimah Hadi menjadi salah satu pahlawan Riau – Kuansing karena prestasi dan jasanya.

Sedangkan, Dra Hj Fatimah Hadi  mendapatkan seorang suami bernama Buya Syeikh Ma’rifat Mardjani yang menjadi Tokoh Pahlawan Riau, Tokoh Pendiri Riau 1957.

Buya Syeikh Ma’rifat Mardjani adalah anggota Parlemen RI 1956. Berhasil duduk di Parlemen RI hasil Pemilu Pertama tahun 1955.

Buya Syeikh Ma’rifat Mardjani adalah berjuang sangat gigih untuk mendirikan Riau lepas dari Sumatra Tengah (Jambi – Riau – Padang).

Masa tuanya Buya Syeikh Ma’rifat Mardjani mengisi pengajian, mengajar dan berdakwah serta menjadi ulama yang banyak menolong orang lain. Hingga Buya Syeikh Ma’rifat Mardjani menghembuskan napas terakhirnya.

Saat ini di makamkan di Sungai Alah, Kuantan Singingi, Riau lebih kurang 160 km dari Provinsi Riau dan 25 km dari Kota Teluk Kuantan menuju Perbatasan Riau – Sumatra Barat.

"Selamat Datang di MUTIARA INDONESIA , Berita akurat fakta dan terdepan"

Scroll to Top