MI, Telukkuantan – Perguruan silat Pengian dan Bertuah di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau melegenda dan sudah dikenal luas hingga negara tetangga.
Yakni silat Pengian berpusat di Kecamatan Pangian dan silat Bertuah di Sentajo, kedua perguruan seni bela diri yang sudah mendunia.
Salah satu Tokoh Pemuda dan pemerhati seni budaya Kuansing Nasjuneri Putra mengatakan, silat adalah seni untuk menjaga dan membela diri.
Belajar silat bukan untuk mencari lawan atau kesombongan, tapi melestarikan seni budaya lokal dan untuk olah raga fisik maupun memperkuat bathin.
“Dua seni beladiri asal Kuansing ini ribuan muridnya, tapi semua rendah hati,” katanya di Teluk Kuantan, Minggu.
Karena, ini adalah seni beladiri tradisional, jadi bukan untuk dipertandingkan seperti perguruan silat lainnya. Para pesilat dididik untuk diam dan selalu rendah hati, tidak sombong karena keilmuannya.
Serta, lebih penting adalah permainan seni silat itu ajang menjalin silaturahmi sesama dan berkumpul bersama. Masyarakat dan tokoh pesilat berupaya optimal melestarikan seni budaya dengan baik.
“Jadi, para pesilat yang sudah belajar itu adalah saudara, saling membela dan menasehati,” ujarnya.
Sehingga, lahir kekeluargaan yang tinggi walaupun dimana saja berada dan berasal dari laman manapun. Uniknya, silaturahmi dan kekeluargaan itu dengan sendirinya terwujud dan lestari ditengah keberagaman.
Selain itu, salah satu warga Kuansing Suhendi (60) yang juga pesilat dari perguruan Pengian menambahkan, silat Pengian itu sudah tersohor tetapi seni silat dikenal rahasia.
“Rahasia karena sakral dan memiliki daya kekuatan luar biasa, kadang diluar nalar,” sebutnya.
Oleh karena itu, jika sudah bergelar pendekar berarti sudah sangat mumpuni, teruji dan memiliki hak untuk mengajar silat kepada orang lain.
Jadi, guru silat Pengian justru ada di kampung – kampung, untuk mempertahankan seni budaya itu. Walaupun ada lama di daerah luar Kuansing, tetap menginduk ke pendekar atau laman asalnya.
Begitu juga kata salah satu pesilat Pengian Alek ( 26) mengatakan, silat Pengian itu sudah berumur lebih dari empat abad, sudah diwariskan secara turun temurun kepada pengurus perguruan.
“Saya kurang tahu persis, sejarah dan umur silat Pengian. Ini rahasia,” ujarnya.
Kerahasiaan silsilah, kesakralan, guru tua pendekar utama sangat dirahasiakan. Karena, seni silat Pengian itu beda dengan perguruan silat lainnya.
Dan cara belajar juga berbeda, tahapan serta langkah persilatan hingga sulit untuk dibongkar. Karena, dalam silat Pengian ada yang disebut berkah dan karomah.
Juga ditambahkan oleh Reflizar (58) salah satu pendekar dari silat bertuah, bahwa silat bertuah itu sudah berabad abad lalu adanya. Seni silat tradisional ini memiliki kekuatan zohir dan bathin.
Silat ini sudah dilestarikan secara turun temurun dan buka beberapa laman di Kuansing hingga ke Malaysia.
Untuk diketahui, kedua perguruan silat tradisional di Kuansing ini memiliki sejarah panjang dan silsilah perguruan yang jelas
Ribuan dan bahkan puluhan ribu pesilat menyebar di seluruh Indonesia bahkan hingga ke negara tetangga.
Namanya, silat seni bela diri tradisional jadi bukan untuk dipertandingkan. Namun dilestarikan secara adat maupun oleh para pendekar yang telah mewarisi keilmuan. Dan, untuk menjadi murid harus ada persyaratan tertentu apalagi untuk mendapatkan gelar pendekar itu sangat sulit.
Kalau di perguruan silat Pengian maupun Bertuah tempat bersilat disebut “laman” dimana, awal belajar dari lama itu dan akan berlanjut belajar di dalam rumah. ***